nota kesepahaman antara badan narkotika nasional republik

Transcrição

nota kesepahaman antara badan narkotika nasional republik
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA
BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
DAN DIREKTORAT JENDERAL PERILAKU KECANDUAN DAN
KETERGANTUNGAN REPUBLIK PORTUGAL
TENTANG
KERJA SAMA DALAM PENGURANGAN PERMINTAAN NARKOBA
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia dan Direktorat Jenderal Perilaku
Kecanduan dan Ketergantungan Republik Portugal, selanjutnya secara individual
disebut sebagai "Pihak" dan secara kolektif disebut sebagai "Para Pihak";
MENYADARI bahwa masalah narkoba terus menimbulkan ancaman serius bagi
kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan umat manusia dan memerlukan upaya
terpadu para pihak di tingkat internasional;
MENEGASKAN
kebutuhan
untuk
mempromosikan
pendekatan
yang
komprehensif dan seimbang dalam pengurangan permintaan , berdasarkan bukti
ilmiah;
MENGUNGKAPKAN keinginan mereka untuk mengembangkan
kerang~a
kerja
sama yang saling menguntungkan untuk menangani semua aspek pengurangan
permintaan ;
MEMPERTIMBANGKAN kebutuhan untuk memperkuat dan melengkapi upayaupaya yang tertuang dalam Konvensi Tunggal Narkotika, diadopsi di New York
tanggal 30 Maret 1961 ; Protokol yang mengubah Konvensi Tunggal Narkotika,
diadopsi di Jenewa tanggal 26 Maret 1972, Konvensi tentang Psikotropika yang
1
r;L
'
diadopsidi Wina tanggal 21 Februari 1971 , dan Konvensi PBB Melawan
Perdagangan Gelap Narkotika dan Bahan-bahan Psikotropika , diadopsi di Wina
tanggal 20 Desember 1988;
BERPEDOMAN
pada
prinsip-prinsip
dan
tujuan
perjanjian
internasional
multilateral yang ada tentang pengawasan narkoba;
MENGAKUI pentingnya prinsip kedaulatan , kesetaraan dan hak integritas
teritoritorial;
BERDASARKAN pada hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing
negara;
Telah menyepakati sebagai berikut;
PASAL1
TUJUAN
Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah untuk meningkatkan kerja sama
antara para Pihak dalam pengurangan permintaan narkoba, dengan cara yang
komprehensif,
meliputi
langkah-langkah
untuk
menangani
narkoba
di
bidang
pencegahan , terapi, pengurangan dampak buruk dan reintegrasi sosial.
PASAL 2
RUANG LINGKUP KERJA SAMA
Kerja sama antara para Pihak meliputi:
1)
Saling tukar informasi, pengalaman dan praktek terbaik terkait penggunaan
narkoba;
2)
Pertukaran informasi tentang strategi , rencana , program dan praktek,
tindakan legislatif dan administratif yang bertujuan mengurangi penggunaan
narkoba;
3)
Berbagi pengalaman tentang pengumpulan , analisis dan penyebaran data
tentang narkoba;
2
~I
4)
Pertukaran publikasi dan penelitian mengenai masalah narkoba;
5)
.Memfasilitasi partisipasi bersama para ahli dari Badan Narkotika Nasional
dan Direktorat Jenderal Pengawasan dan Ketergantungan Narkoba dalam
seminar I pertemuan , yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak
mengenai hal-hal di bawah kompetensi lembaga, dengan tujuan untuk
meningkatkan keterampilan dan untuk berbagi pengetahuan dan keahlian;
6)
Bidang kerja sama lain yang telah disepakati oleh para Pihak;
PASAL 3
OTORITAS NASIONAL YANG BERKOMPETEN
1.
Atas nama Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia: Deputi Rehabilitasi.
2.
Atas nama Direktorat Jenderal Perilaku Kecanduan dan Ketergantungan: Direktur
Jenderal.
3.
Kedua lembaga akan menunjuk anggota staf mereka untuk kontak langsung.
PASAL 4
KERAHASIAAN
1. lnformasi dan dokumen yang diperoleh sesuai dengan Nota Kesepahaman ini akan
dijaga kerahasiaannya dan digunakan sesuai dengan tujuan, ditentukan oleh pihak
yang memberikan.
2. lnformasi dan dokumen tidak akan diberikan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari pihak yang memberikan.
PASAL 5
PERTEMUAN
1. Untuk meninjau situasi yang terkait dengan narkoba gelap dan kemajuan
yang telah dicapai dalam pelaksanaan Nota Kesepahaman ini, para Pihak
sepakat untuk menjadi tuan rumah pertemuan secara berkala , baik melalui
video conference atau di wilayah para Pihak secara bergantian. Dalam
pertemuan-pertemuan ini, upaya-upaya bersama yang sedang berlangsung
akan ditinjau ulang dan ruang lingkup kerja sama baru akan diidentifikasi dan
dikembangkan.
/1-f-
3
~I
2. Apabila diperlukan, pertemuan-pertemuan khusus dapat dilaksanakan
PASAL 6
PENGATURAN BIAYA
Setiap Pihak harus menanggung biaya dan pengeluaran sendiri, kecuali
disepakati oleh para Pihak berdasarkan kasus per kasus.
PASAL 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Setiap
perbedaan
yang
timbul
dari
penafsiran
Kesepahaman ini akan diselesaikan secara damai
atau
pelaksanaan
Nota
oleh kedua Pihak melalui
konsultasi dan/atau jalur diplomatik.
PASAL 8
AMENDEMEN
Nota Kesepahaman ini dapat diperbaiki atau diamendemen sewaktu-waktu
berdasarkan kesepakatan bersama secara tertulis oleh para Pihak. Perbaikan
atau amendemen dimaksud mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan oleh
para Pihak.
PASAL 9
PEMBERLAKUAN, MASA BERLAKU DAN PENGAKHIRAN
1. Nota Kesepahaman ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan.
2. Nota Kesepahaman ini ---akan berlaku selama 3 (tiga) tahun dan akan
diperpanjang secara otomatis untuk masa berlaku yang sama. Para Pihak
dapat menghentikan kesepakatan tersebut dengan pemberitahuan tertulis 6
(enam) bulan sebelum tanggal habis masa berlaku Nota Kesepahaman ini.
4
Signed
Signed
~
'_-:·.......
c,
~
: . ·_:
-
~
,.!
\
REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDO DE ENTENDIMENTO
ENTREO
NATIONAL NARCOTICS BOARD
DA REPUBLICA DA INDONESIA
E 0 SERVI~O DE INTERVEN~AO NOS COMPORTAMENTOS ADITIVOS E
DEPENDENCIAS
DA REPUBLICA PORTUGUESA
DE COOPERA~AO NA REDU~AO DA PROCURA DE DROGAS
0 National Narcotics Board da Republica da Indonesia e o Servi~o de lnterven~ao nos
Comportamentos Aditivos e Dependencias, da Republica de Portugal, adiante designados
individualmente como ((a Parte", ou coletivamente referidos como uas Partes";
Tendo presente que o problema da droga continua a ser uma seria amea~a
a saude, seguran~a
bem-estar da humanidade e que necessita do esfor~o conjunto das Partes ao nlvel internacional;
Reafirmando a necessidade de promover uma abordagem compreensiva e equilibrada sobre a
redu~ao
da procura, baseada na evidencia cientlfica;
Expressando a vontade em desenvolver uma mol dura de coopera~ao mutua para abordar todos
os aspetos da area da
redu~ao
da procura;
Tendo em conta a necessidade de fortalecer e complementar as medidas contidas na
Conven~ao Unica sobre Estupefacientes, adotada a 30 de Mar~o de 1961, o Protocolo de
Emendas
a Conven~ao Unica sobre
Estupefacientes, adotado em Genebra, -a 26 de Mar~o de
1972, a Conven~ao sobre as Substancias Psicotr6picas, adotada em Viena em 21 de Fevereiro de
1971 e a Conven~ao das Na~oes U nidas contra o Trafico llkito de Estupefacientes e Substancias
Psicotr6picas, adotada em Viena, a 20 de Dezembro de 1988;
Guiados pelos prindpios e objetivos dos ja existentes acordos multilaterais de coopera~ao em
materia de controlo de drogas;
Reconhecendo as prindpios da soberania, igualdade e integridade territorial;
Cumprindo com as leis e regulamentos existentes nos seus respetivos pafses;
Acordam no que se segue:
ARTIGO 1
OBJETIVO
0 objetivo deste Memoranda de Entendimento e o de promover a
Partes no campo da
redu~ao
para abordar o consume de drogas ao nfvel da
reintegra~ao
coopera~ao ~ntre
ambas as
da procura de drogas, de forma abrangente, incluindo medidas
preven~ao,
tratamento,
redu~ao
.de danos e
social.
ARTIGO 2
AREAS DE COOPERA(:AO
A coopera~ao entre as Partes inclui :
1. Troca de informa~ao, experiencias e melhores praticas relacionadas com o consume de
drogas;
2. Troca de informa~ao sabre estrategias, pianos, programas e praticas, legisla~ao e atos
administrativos que visem reduzir o consume de drogas;
3. Troca de experiencias na recolha, analise e dissemina~ao de dados sabre drogas;
4. Troca de publica~oes e estudos sabre o problema das drogas;
5. Facilitar a participa~ao mutua de peritos no National Narcotics Board e do Servi~o de
lnterven~ao nos Comportamentos Aditivos e Dependencias em seminaries e/ou
reunioes, organizadas par qualquer uma das Partes, no ambito das suas competencias,
com o objetivo de melhorar as suas qualifica~oes, partilhar conhecimento e
competencias tecnicas;
6. Outras formas de coopera~ao acordadas pelas Partes.
ARTIGO 3
AUTORIDADES NACIONAIS COMPETENTES
1.
Par parte do National Narcotics Board da Republica da Indonesia: o Responsavel pela
Reabilita~ao.
2.
Par parte do Servi~o de lnterven~ao nos Comportamentos Aditivos e Dependencias da
Republica de Portugal: o Diretor-Geral.
!H-·
2
&L ,
3.
Am bas as entidades designarao o seu representante para a
mais direto.
manuten~ao
de um contato
ARTIG04
CONFIDENCIALIDADE
A informa~ao e documentos obtidos de acordo com este Memoranda de Entendimento
serao sujeitos a um regime de confidencialidade e apenas serao usados pelas Partes, em
conformidade com os fins estabelecidos, pela Parte detentora dos mesmos.
2. Toda a informa~ao e documentos nao poderao ser transmitidos a uma terceira Parte
sem a previa autoriza~ao escrita da Parte detentora dos mesmos.
1.
ARTIGO
5
REUNIOES
1.
2.
Por forma a acompanhar a situa~ao em materia de drogas e os progresses efetuados na
implementa~ao deste Memoranda de Entendimento, as Partes concordam em realizar
reunioes peri6dicas, seja por vfdeo-conferencia ou alternadamente no territ6rio de cada
uma das Partes. Nestas reunioes, serao revistos os esfor~os em curso e identificadas
novas possfveis areas de coopera~ao.
Em caso de necessidade serao realizadas reunioes extraordinarias.
ARTIGO 6
ClAUSULA FINANCEIRA
Cada Parte suportara as suas despesas financeiras, exceto em casas espedficos e acordados
entre as Partes, caso a caso.
ARTIG07
RESOLUtAO DE DIFERENDOS
Qualquer diferendo que surja na
interpreta~ao
ou
implementa~ao
deste Memoranda de
Entendimento sera resolvido de forma amigavel por am bas as Partes, atraves de consultas e/ou
dos respetivos canais diplomaticos.
3
Assinado em Lisboa, a onze de Dezernbro de dois mil e catorze, com originais em
Indonesia, Portuguese Ingles, sendo os tres textos igualrnente autenticos. Em caso de
divergencia de interpreta9ao, prevalecera a versao inglesa.
NATIONAL NARCOTICS BOARD DA
REPUBLICA DA INDONESIA
SERVI<;O DE INTERVEN<;AO NOS
COMPORTAMENTOS ADITIVOS E
DEPENDENCIAS DA REPUBLICA
PORTUGUESA
Signed
Signed
Dr. Anang lskendar, SIK, SH, MH
0 PR):SIDENTE
Dr. Joao Castel-Branco Goulao, MD
0 DIRETOR-GERAL
·.
4
REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
BETWEEN
THE NATIONAL NARCOTICS BOARD OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
AND
THE GENERAL DIRECTORATE ON ADDICTIVE BEHAVIOURS AND
DEPENDENCIES
OF THE PORTUGUESE REPUBLIC
ON
COOPERATION ON DRUG DEMAND REDUCTION
The National Narcotics Board of the Republic of Indonesia and the General Directorate
on Addictive Behaviours and Dependencies of the Portuguese Republic hereinafter
referred to individually as "the Party" and collectively referred to as "the Parties";
REALIZING that the drug problem continues to pose a serious threat to health, safety
and well-being of humanity and need integrating efforts of the Parties at international
level;
REAFFIRMING the need to promote a comprehensive and balanced approach on
demand reduction, based on scientific evidence;
EXPRESSING their wish to develop a framework of mutual cooperation to address all
aspects of demand reduction;
TAKING INTO ACCOUNT the need to strengthen and complement the measures
provided in the Single Convention on Narcotic Drugs, adopted in New York, on March
30th, 1961; the Protocol Amending the Single Convention on Narcotic Drugs, adopted in
Geneva, on March 26th, 1972; the Convention on Psychotropic Substances, adopted in
Vienna, on February 21st, 1971, and the United Nations Convention Against Illicit Traffic
in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, adopted in Vienna on December 20th,
1988;
BEING guided by the principles and aims of existing multilateral international
agreements on drug control;
RECOGNIZING the principle of sovereignty, equality and territorial integrity;
PURSUANT to the prevailing laws and regulations of their respective countries;
/H--
HAVE AGREED as follows:
ARTICLE 1
PURPOSE
The purpose of this Memorandum of Understanding is to promote cooperation between
the Parties on drug demand reduction, in a comprehensive way, including measures to
address drug use in the field of prevention, treatment, harm reduction and social
reintegration.
ARTICLE 2
AREAS OF COOPERATION
The cooperation between the Parties will include:
1)
Exchange of information, experience and best practices related to drug use;
2)
Exchange of information on strategies, plans, programs and practices, legislative
and administrative measures aiming at reducing drug use;
3)
Sharing experience on the collection, analysis and dissemination of data on drugs;
4)
Exchange of publications and studies concerning the drug problem;
5)
Facilitating the mutual participation of experts from the National Narcotics Board
and the General Directorate on Addictive Behaviours and Dependencies in
seminars/meetings, organised by each Party on matters under their competence,
with the aim to improve their skills, and to share knowledge and expertise;
6)
Any other areas of cooperation as agreed by the Parties.
ARTICLE 3
COMPETENT NATIONAL AUTHORITIES
1. On behalf of the National Narcotics Board of the Republic of Indonesia: the Deputy
for Rehabilitation.
2. On behalf of the General Directorate on Addictive Behaviours and Dependencies:
the General Director.
3. Both entities will designate a member of their staff for the maintenance of direct
contacts.
2
ARTICLE 4
CONFIDENTIALITY
1. The information and documents obtained in accordance with this Memorandum of
Understanding shall be kept confidential and be used in compliance with the
purposes, determined by the providing party.
2. The information and documents shall not be transmitted to a third party without prior
written authorization from the providing party.
ARTICLE 5
MEETINGS
1.
In order to review the situation dealing with illicit drugs and progress made in the
implementation of this Memorandum of Understanding, the Parties agree to host
meetings periodically, either through video conference or alternately in the
territories of either Party. In these meetings, ongoing joint efforts shall be reviewed
and new areas for cooperation may be identified and developed.
2.
In case of necessity, extraordinary meetings may be convened.
ARTICLE 6
FINANCIAL ARRANGEMENT
Each Party shall bear its own cost and expenditure, unless otherwise agreed by the
Parties on a case by case basis.
ARTICLE 7
SETTLEMENT OF DIFFERENCES
Any difference arising from the interpretation or implementation of this Memorandum of
Understanding, shall be settled amicably by both Parties through consultations and/or
diplomatic channel.
ARTICLE 8
AMENDMENT
This Memorandum of Understanding may be revised or amended at any time by mutual
written consent of both Parties. Such revision or amendment shall enter into force on the
date mutually determined by both Parties.
/H-
3
Signed
Signed

Documentos relacionados

nota kesepahaman antara kepolisian negara republik indonesia de

nota kesepahaman antara kepolisian negara republik indonesia de Dibuat d Jakarta pada tanggal 22 September 2011 dibuat rang kap 2 (dua) asli masing-1, asing berbahasa Indonesia, Portugis, dan lnggris. Jika ada perbedaan penafsiran, teks bahasa lnggris yang berl...

Leia mais

nota kesepahaman antara badan pengawasan keuangan dan

nota kesepahaman antara badan pengawasan keuangan dan Nota Kesepahaman ini, akan diselesaikan dengan cara musyawarah antara Para Pihak, atau dengan cara lain yang disetujui bersama oleh Para Pihak. PASAL13 MASA BERLAKU, JANGKA WAKTU, DAN PENGAKHIRAN 1...

Leia mais

Signed

Signed ', 1. The Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia and the Minister of Agriculture, Livestock and Food Supply of the Federative Republic of Brazil (hereinafter referred to as "Co-Chairs...

Leia mais

memorandum saling pengertian antara kementerian pendidikan dan

memorandum saling pengertian antara kementerian pendidikan dan MoU shall respect territorial integrity and political independence of the host country, shall have a duty not to interfere with the domestic affairs of the said country neither to conduct the activ...

Leia mais

memorandum saling pengertian antara pemerintah republik

memorandum saling pengertian antara pemerintah republik 1. Para Pihak setuju bahwa setiap kekayaan intelektual yang timbul sebagai implementasi dari MoU ini akan dimiliki secara bersama dan : a. Masing-masing Pihak akan diijinkan menggunakan hak atas ke...

Leia mais

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik c. Pertukaran informasi, data dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan; d. Pengolahan produk-produk perikanan, pemasaran dan investasi; e. Penelitian dan pertukaran para ahli/ilmuwan/pejabat ...

Leia mais

Sadan Pusat Statistik Republik Indonesia (selanjutnya disebut

Sadan Pusat Statistik Republik Indonesia (selanjutnya disebut Saling Pengertian ini harus menghormati kemerdekaan politik, kedaulatan, dan integritas wilayah negara tuan rumah , dan menghindari kegiatan apapun yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan Memora...

Leia mais

memorandum saling pengertian antara badan pengawas obat dan

memorandum saling pengertian antara badan pengawas obat dan dengan kesepakatan tertulis Para Pihak. Setiap perubahan atau perbaikan tersebut akan berlaku secara efektif pada tanggal yarig telah disepakat_i oleh Para Pihak dan merupakan suatu kesatuan yang t...

Leia mais

republik indonesia memorandum saling pengertian ant ara

republik indonesia memorandum saling pengertian ant ara 1. Each Party shall protect within its territory the intellectual property rights of the other Party in accordance with the domestic law in force in their respective country. 2. Both Parties shall ...

Leia mais